Selasa, Maret 14, 2023

Rest in Blues

Posted By: Utroq Trieha - 01.32

Rest In Blues merangkum 14 cerita Desi Puspitasari yang pernah dimuat di berbagai media cetak.

Kisah-kisah dalam Rest in Blues menyihir dengan ketenangan pencerita, mengulik ragam warna dalam kehidupan, terutama yang berkaitan relasi sepasang manusia.

Mengutip review dari laman luckty.wordpress.com, buku ini adalah kumpulan cerpen yang memiliki benang merah tentang cinta, pengkhianatan dan kesetiaan. Daripada membahas cerpennya satu per satu nanti berujung spoiler, lebih baik akum au bahas tentang hal-hal berbau gender dalam kumpulan cerpen ini: 
  1. Perempuan Asia masih dianggap rendah bagi masyarakat di Eropa. Terlihat di halaman 102 saat Dominique memandang rendah perempuan penghibur yang dicurgainya berselingkuh dengan suaminya. 
  2. Hubungan dua insan yang sebenarnya tidak sehat. Yang satu kesepian, yang satu untuk membalas sakit hati. Apakah impas karena telah membalas sakit hati bisa dimasukkan dalam kategori saling memafkan? Di halaman 99 dan 102 membahas tentang perselingkuhan dan balas dendam. Dalam kasus dua poin ini, perempuan selalu disudutkan. Padahal perselingkuhan terjadi bisa saja tidak hanya dari sisi perempuan, tapi juga sisi laki-laki. 
  3. Ketika perempuan memiliki beban ganda. Selain melakukan pekerjaan domestik, juga menjadi pencari nafkah menggantikan peran suaminya sebagai keluarga karena sang suami pasca kecelakaan tidak bisa bekerja lagi. 
  4. Perjodohan masih kerap terjadi di zaman sekarang. Itulah yang dialami sang tokoh dalam Cerpen Gelas Kopi ke-124. Orangtua kerap mengganggap pilihan mereka yang terbaik bagi anaknya, padahal realitanya tidak selalu berjalan sesuai yang diharapkan. 
  5. Perempuan malam masih menjadi sorotan menarik untuk dibahas. Banyak mereka mengambil jalan ini dengan alas an ekonomi. Terlihat dalam cerpen Musim yang Buruk untuk Bercinta dan cerpen CROT! 
  6. Sedangkan dalam cerpen Pemain Biola, tentang masalah klise yang kerap dialami pasangan muda memutuskan pasangannya karena sang perempuan terlihat lebih sibuk dibandingkan sang laki-laki. Memang alasan klise, tapi di zaman sekarang ini kita masih menemukan hal-hal seperti yang sebenarnya menutupi alibi para laki-laki yang insecure dengan perempuan yang melebihi mereka. 
  7. Di dalam cerpen SKARF, tanpa disadari sang tokoh utama yang merupakan laki-laki pekerja bernama Morris melakukan sexual harrasement kepada rekan kerja perempuannya dengan berkata kalimat yang tidak pantas meskipun itu diucapkan dengan nada bercanda di halaman 76.



DESI PUSPITASARI:

Adalah penulis kelahiran Madiun yang sejak menempuh pendidikan tinggi -di Bulak Sumur- hingga kini tinggal di Jogjakarta. Selain menulis cerpen, cerber dan novel, bersama tim @JaringProject ia juga menulis naskah pertunjukan-teater.

Ads

Copyright ©2010- | Templatezy | Karya Sastra | Desi Puspitasari