TAWA teman-teman meledak keras. Untung waktu itu masih jam istirahat, sehingga tidak ada kelas atau pelajaran yang terganggu. Anis menunduk dengan sedikit cemberut.
“Cireng dua juta?” seru Erina dengan tawa yang masih melengking. “Gara-gara cireng dua juta, kamu enggak masuk sekolah selama lima hari.”
“Aku kira karena kamu enggak masuk itu karena sakit akibat babak belur saat dijotos tanding silat, je,” sahut Nur yang duduk di sebelah Anis.
“Ya, itu juga,” sahut Anis. “Gara-gara cireng dan juga dijotos Ragil.”
“Terus, hubungannya antara latihan silat dengan cireng dua juta bagaimana, tuh?”
“Memangnya di sekolah kita ada mas penjual cireng seharga dua juta?” Nur juga tampak begitu heran.
Selengkapnya sila simak id.klipingsastra.com
“Cireng dua juta?” seru Erina dengan tawa yang masih melengking. “Gara-gara cireng dua juta, kamu enggak masuk sekolah selama lima hari.”
“Aku kira karena kamu enggak masuk itu karena sakit akibat babak belur saat dijotos tanding silat, je,” sahut Nur yang duduk di sebelah Anis.
“Ya, itu juga,” sahut Anis. “Gara-gara cireng dan juga dijotos Ragil.”
“Terus, hubungannya antara latihan silat dengan cireng dua juta bagaimana, tuh?”
“Memangnya di sekolah kita ada mas penjual cireng seharga dua juta?” Nur juga tampak begitu heran.
Selengkapnya sila simak id.klipingsastra.com
➖➖➖
Author Desi Puspitasari | Karya: Cerita Pendek | Terbit: Majalah Kawanku" 9 Desember 2015 | Diterbitkan: Majalah Kawanku
SOCIALIZE IT →