Minggu, Februari 28, 2016

Di Tikungan Jalan

Posted By: Utroq Trieha - 14.20
AKU ingin pergi ke New York. Berjalan-jalan di Central Park saat musim panas. Menjumpai seorang pemusik yang memainkan satu nomor lagu yang aku tidak tahu judulnya. Nada naik. Nada turun. Saksofon berputar di udara. Tiga helai daun kuning hingga yang cokelat melayang jatuh. Dari arah selatan, aku dalam pakaian yang tidak kalah lusuh berjalan mendekat. Tepat di depan si pemusik, aku akan melempar tiga koin receh ke dalam kotak wadah saksofon. Lalu, aku akan berhenti sebentar. Berdiri di sebelah pejalan kaki yang lain. Ikut berdendang samar.

 ATAU Postsdamer Platz. Berlin saat acara festival tahunan. Untuk kepentingan acara, panitia telah mendirikan panggung terbuka di bagian tengah jalan. Dengan sekaleng bir, aku berdiri tidak jauh dari panggung. Menyaksikan para penyair terkenal dunia membaca puisi.

Atau ke Rooterdam. Atau ke mana saja.

Aku butuh berpergian.

Tapi, keadaanku sekarang sedang tidak begitu baik untuk jauh bepergian. Tidak cukup banyak uang. Tidak punya teman. Setelah berpisah dengan pacar, aku memutuskan mengepak barang untuk tinggal sementara di kota lain. Yang lebih kecil dan lebih menenangkan daripada Jakarta. Orang-orang menyebut Bandung sebagai Parijs van Java. Jadi, bila belum bisa betulan ke Perancis, aku bisa menyicil terlebih dulu pergi ke Bandung. Hahaha.

Selanjutnya sila simak di id.klipingsastra.com


➖➖➖
Author: Dayita Manahapsari | Karya: Cerita Pendek | Terbit: 28 Februari 2016 | Diterbitkan: Koran Pikiran Rakyat


 

DESI PUSPITASARI:

Adalah penulis kelahiran Madiun yang sejak menempuh pendidikan tinggi -di Bulak Sumur- hingga kini tinggal di Jogjakarta. Selain menulis cerpen, cerber dan novel, bersama tim @JaringProject ia juga menulis naskah pertunjukan-teater.

Ads

Copyright ©2010- | Templatezy | Karya Sastra | Desi Puspitasari